top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/


Keluarga Raja



Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katakan sebelumnya, dia tidak pernah memaksa maupun menganjurkanku untuk mempelajari sihir [Kegelapan]. Sebagai gantinya, dia fokus kepada afinitasku yang lain, dimulai dari [Es].


Ada banyak hal baru yang harus aku pelajari, hal-hal yang tidak penah aku pedulikan untuk pelajari sebelumnya. Teori bagaimana sihir bekerja, bagaimana pentingnya proses imaginasi mental, dan beberapa mantra sihir dasar. Bagaimana pun juga, kita tidak menggunakan bahasa sehari-hari ketika mengucapkan mantra sihir. Setelah sihirku menjadi lebih kuat, aku mungkin bisa mempelajari sihir tanpa mantra!.


Semuanya adalah hal baru bagiku, jadi tentu saja aku bersemangat untuk mempelajarinya!


…tunggu sebentar, Mama, rasanya aku juga akan mempelajari teori yang mama ajarkan ketika sekolah nanti!! Walaupun aku tidak bisa protes karena aku bisa mulai lebih awal, ini mungkin akan membawaku ke kelas khusus sejak awal.


Mengulangi latihan tidak terlalu buruk kan? Aku bisa meningkatkan sihirku lebih jauh dengan latihan berulang kali.


Dan beberapa hari setelah latihan sihirku yang baru saja mulai…


“Lyra, apakah tidak masalah bagimu untuk pergi ke kastil besok?” Papa tiba-tiba menjatuhkan bom kepadaku.


“Ya, hah?” Aku terlihat jelas bingung. Aku tidak bisa mencari alasan apapun bagiku untuk pergi ke kastil…?


“Yah, aku mendengar tentang Titus yang berbicara dengan Cassie baru-baru ini tapi dia tetap diam. Namun, Titus akhirnya memanggilku dan meminta untuk Lyra agar datang dan bermain dengan anaknya—karena anak itu, dia.. sepertinya tidak puas dengan bagaimana ibunya lebih mengurus adik perempuannya… dan menyebabkan masalah… yah, intinya begitu,” Papa menjelaskan.


Oh…


Ohhhh!!


Aku benar-benar lupa soal itu! Teehee~!


Walaupun demikian, ini agak buruk.


Aku ingin tahu apakah sang raja memang benar-benar menginginkan aku untuk berteman dengan anaknya dan membantunya meredakan tantrum pangeran?

(TN: tantrum: rengekan bocah)


Sejujurnya, aku tidak bisa mengabaikan ide kalau ini hanyalah usaha untuk mengenalkanku kepadanya dan lalu secara pelan-pelan menunangkan kita…?


“Uhh, Papa, apakah tidak apa-apa untuk Papa membiarkanku bermain dengannya?” Aku bertanya.


Papa sepertinya keberatan dengan konsep menyerahkanku kepada pria lain… Aku ingin tahu apakah itu berlaku jika si pelamar itu adalah seorang pangeran?


“Yah… meskipun Papa tidak ingin pangeran itu untuk jatuh cinta ke Lyrayang imut, karena Lyra itu memang anak yang manis…”


Kalau dipikir lagi, Papa, tolong, berhenti!! Pujian Papa terlalu berlebihan!


[Masukkan deskripsi singkat tentang bagaimana Lyra itu imut di mata papa]


“…Tetapi tetap saja, aku yakin kalau Titus bukanlah orang yang akan memutuskan sebuah pertunangan tanpa persetujuan semua pihak atau bahkan sampai-sampai memaksakan sebuah pertunangan, jadi, kurasa tidak apa apa.”


Papa tersenyum. Kepercayaanya pada sahabatnya secerah langit.


…eh tunggu, sekarang sedang hujan, jadi langit tidaklah cerah!!


“Kalau begitu, aku tidak punya masalah!” Aku menjawab.


Aku sebenarnya berpikiran tentang bagaimana aku seharusnya bertingkah di depannya, namun dia masih anak kecil, jadi….


Tunggu, jangan menilaiku dulu, aku mungkin seorang anak kecil, tapi secara mental, aku adalah orang dewasa!


Yup, yup!


Dan juga, aku mempunyai bertahun-tahun pengalaman dari pendidikan untuk menjadi ratu, jadi aku akan baik-baik saja!!


Maka, diputuskan sudah bagiku untuk pergi ke Capicastle besok!

Dan besok datang dengan sangat cepat!


Aku sekarang sedang menaiki kereta kuda, memakai gaun bagus dan rambutku dikepang dua seperti biasanya. Namun kali ini aku pergi dengan Papa.


Sekarang adalah hari libur Mama yang penting, jadi dia seharusnya berisitrahat banyak hari ini~


Sementara kita telah sampai di kastil, Papa menuntunku ke ruang tam-… eh, ruang tahta?!


Ruang tahta terlihat megah seperti biasanya, dengan karpet merah disana, mengarah sampai ke tahta emas dan merah. Orang yang sedang duduk di atas kursi terhormat itu adalah raja bijaksana negara ini, Titus Rou seo Navarrete. Dia meletakkan salah satu tangannya ke sandaran tangan tahta, menopang kepalanya.


Ops, sepertinya Papa tidak perlu untuk lapor ke pelayan di ruang tamu untuk memberitahu sang raja. Juga tidak ada orang yang menghentikan kita.


“Kau membuatku menunggu, Cyan! Baguslah kau membawa Lyra denganmu!”


“Yah, aku tepat waktu seperti biasa, tidak usah khawatir. Dan Lyra juga tidak

pernah mengingkari kata-katanya sebelumnya, jadi yah, ini dia.”


Sekarang, semua mata mengarah padaku, jadi aku memutuskan untuk dengan hormat membungkuk kepada sang raja agung—tunggu tidak, gelar agung itu hanyalah untuk Tuhan, sepertinya aku pernah mendengar tahta Sang Raja Agung atau sesuatu…

[TN: mungkin referensi anime, nggak tahu apa]


“Sebuah kehormatan untuk diundang oleh Yang Mulia.” Aku berkata dengan sungguh-sungguh.


“Wah, sungguh sangat sopan sekali! Susah membayangkan kalau dia adalah anak perempuanmu, Cyan.”


“…apa maksudmu, Titus?!”


…kalian berdua memang benar-benar akrab, ya?


“Yah, mari kita lanjutkan ke taman.” Sang raja lalu berdiri dan menuntun kita ke taman kastil.


Sesuai dugaan, taman tersebut besar dan terdapat berbagai macam tanaman indah. Bunga, pohon, bahkan rerumputan semua terlihat bagus, dan kita bahkan bisa melihat beberapa tukan kebun yang sedang mengurus taman tersebut sepanjang perjalanan kita.

Sementara kita berkeliling, kita akhirnya menemukan sepasang meja bundar dan kursi putih yang walaupun sederhana namun terlihat elegan. Duduk di salah satu kursi itu adalah seorang wanita yang terlihat ramah dengan rambutnya yang lurus panjang dan berwarna merah tua. Mata ungu mudanya melihat kita dengan lembut. Di tangannya, dia sedang menggendong seorang bayi mungil.


“kalian akhirnya disini! Dan kamu pasti Lyra?” katanya, sementara dia melihat sekilas kepadaku.


“Uhm....,” Aku tidak yakin bagaimana untuk membalasnya... Aku tidak mengenalnya, namun dia sepertinya mengenalku....?


“Ah benar, biarkan aku mengenalkan kalian berdua dulu,” sang raja lalu melangkah ke depan dan menyeret sebuah kursi keluar.


“Tapi pertama-tama, duduklah dulu, kamu adalah tamu terhormat kami nona kecil.” Sang raja lalu menyulurkan tangannya kepada sebuah kursi putih.

“Biarkan aku membantumu, Lyra,” Papa mengangkatku dan menaruhku ke atas kursi tersebut.

Yah, kursi tersebut memang agak susah bagiku untuk meraihnya…. setidaknya untuk saat ini.

“Fufu, kamu memang orang tua yang suka memanjakan anaknya, ya, Cyan? Aku agak tidak bisa menduganya,” wanita berambut merah mudah itu berkata.

…Tunggu, tidak terduga?! Si Papa?!

Kupikir ciri seorang oyabaka sudah terlihat jelas padanya… ya kan?

Serperti apakah Papa sebelum dia menjadi seorang ayah, dan bagaimana orang lain melihat dia??


“Yah, bagaimanapun juga, anak-anakku adalah hartaku!” Papa menjawab.

Mengikutiku, keduanya juga duduk.

“Jadi, inilah Alrescha Lyra Hartmann, anak perempuan kesayangan Cyan. Dan Lyra, wanita ini adalah istriku—dengan kata lain ratu. Mungkin kamu sudah pernah mendengar namanya, dia adalah Shaula Schafer,” Sang raja memperkenalkan istri tercintanya.

“Senang bertemu denganmu, Lyra,” Sang ratu tersenyum ramah kepadaku.

Jadi, yang akhirnya berhasil menikahi putra mahkota di eraku sebagai Reinst adalah anak perempuan dari keluarga Viscount Schafer dari Riviera Barat? Status sosialnya dalam tangga hubungan bangsawan tidaklah terlalu tinggi, jadi aku bisa membayangkan keributan macam apa yang terjadi setelah pertunangan mereka diputuskan…

Selain itu, aku ingin tahu apa yang membawanya untuk menjadi ratu? Aku tidak ingin menyombongkan diri, tapi sebagai Reinst aku dulunya adalah kandidat no1, dan dari 10 teratas peringkat kandidat adalah siapaun kecuali dirinya. Dia jarang muncul dan penampilannya telah jauh berubah sebagai seorang ratu. Aku sama sekali tidak mengenalinya, bahkan ketika dia berasal dari Riviera Barat sama sepertiku dulu.

Hah~, aku ingin tahu apakah rasa keingintahuanku ini tidak lumrah…


Sepertinya aku terlalu sering dan terlalu mudah untuk menjadi penasaran.


“Oh, dan bayi ini adalah anak perempuan kami. Namanya adalah Leticia Dorothea seo Navarrete. Panggil saja Leti,” Dia memposisikan dirinya sehingga aku bisa melihat bayi tersebut.

Bayi tersebut melihatku dengan mata sedikit terbuka, sepertinya dia akan tertidur lelap tidak lama lagi.


Mata hijaunya sama dengan sang raja, sementara rambut merah tuanya persis sama seperti ibunya.


“Imutnya!” Aku tanpa sadar berseru. Mungkin karena dia memang memang manis. Pipi empuk dan tangan kecilnya sangatlah menawan, aku ingin menyentuhnya… namun aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukannya, karena itu mungkin akan menyebabkannya untuk terkejut dan susah tidur.


“Fufu, terimakasih atas pujiannya,” Kata sang ratu, sementara dia kembali menggendong Leticia.

“Hmmm, jadi kamu suka anak kecil ya, Lyra?” Papa tertarik dengan ketertarikanku dengan Leticia.


“Kenapa, ingin punya anak lagi?” Titus menyikut Papa.


“Tidak, hmm, bagaimana ya,” Papa mulai berpikir.


Uh, oh… errr… aku tidak ingin mempunyai adik hanya untuk memuaskan kesenanganku…? Atau sebaiknya, Papa. Tolonglah... jangan memikirkannya disini… …setidaknya pergi dan berdiskusilah dengan Mama daripada memikirkannya sendiri…


“Ahaha! Bagiku, dua menurukutku sudah cukup… Banyak hal terjadi di negara ini, dan membayangkanya dengan kekacauan yang disebabkan olehku mempunyai anak terlalu banyak, ahaha!! Anak laki-lakiku itu sudah menyebabkan banyak kebingungan ke aku dan Shaula… Tapi juga, semoga berhasil kalau kamu ingin punya anak lagi, Cyan!” Kata sang raja.

Hmmm?


Jadi, kali ini juga Sang raja memutuskan untuk hanya mempunyai satu istri?

Sebenarnya, mempunyai lebih dari satu istri itu adalah hak khusus seorang bangsawan, seperti apa yang sudah jelas didemonstrasikan dengan kasus keluarga lamaku— dan hak itu mempunyai kekuatan lebih bagi penguasa negeri ini.

Namun aku tidak tahu mengapa, entah apa alasannya, sudah cukup lama sejak raja negeri ini memutuskan untuk mengambil selir. entah mengapa, jumlah selir yang sang raja punyai berkurang dari generasi ke generasi.

Juga… dalam kasus seorang bangsawan wanita atau penguasa wanita… Hmmm, jarang bagi mereka, namun… kurasa mereka juga bisa mempunyai lebih dari satu pasangan, walaupun lebih jarang terlihat. Yah, kepala keluarga perempuan sendiri juga jarang muncul karena nama keluarga diturunkan dari pria.


Namun, kebanyakan dari bangsawan sekarang hanya mempunyai satu pasangan— dengan paling banyak sejauh yang aku ingat adalah mempunyai tiga pasangan… Itu karena masyarakat mulai memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sakral dengan menganut konsep monogami, dan membuat sebuah harem sepertinya dipandang jelek sementara waktu berlalu.

Faktor yang paling penting tentang itu adalah bagaimana dengan mempunyai banyak istri dan anak akan merumitkan situasi keluarga dan ada juga kompetisi itu untuk menjadi ahli waris!!! Situasi tersebut terdengan sangatlah familiar, kan?

Tapi dengan situasi yang seperti itu, aku tidak tahu tentang bangsawan yang mempunyai kekasih simpanan, walaupun itu SANGATLAH mungkin, haha!


Itulah bagaimana ingatanku tentang pembelajaran moral dan etika dulu… Pendiri Negara ini hanyalah mempunyai seorang istri, walaupun dia jelas mempunyai kesempatan untuk membuat sebuah harem… terutama karena dulu di masa lampau, bangsawan mempunyai banyak selir adalah hal yang normal.

Akan sangat menarik untuk mengetahui apa yang ada di pikirannya saat itu, namun sayangnya dia tidak menulis sama sekali tentang perjalanan epiknya. Hampir semua dokumen tentang perjalanan sang pahlawan ditulis oleh orang lain, sehingga tidak ada orang yang bisa menjamin keakuratan dokumen tersebut. Dokumen-dokumen mungkin akurat dalam menceritakan garis besar cerita, namun tidak dalam hal-hal kecil.


“Omong-omong, dimana anakmu itu? Sedang belajar?”Papa bertanya, dan suaranya membawaku kembali ke realita.

“Tidak, yah… dia tidak pernah mencoba untuk bolos kelas dan sebagainya… Namun ketika Leti lahir, dia mulai mencoba untuk bolos dari kelasnya dan bahkan dia mulai melakukan banyak keisengan. Kita sudah memarahinnya berulang kali tapi dia tetap saja mengulanginya. Biasanya, dia akan belajar atau membaca buku selama waktu senggangnya, tapi siapa juga yang tahu?” Sang raja mengangkat bahunya dan menghela nafas. Ekspresinnya terlihat sangat kesusahan.


Dia mungkin saja sekarang sedang bermain petak umpet dengan para pelayan! Dan untuk petak umpet, sepertinya itu adalah petak umpet yang dipaksakan oleh pangeran. Skenario yang memungkinkan adalah, pangeran itu menyembunyikan dirinya setelah kabur dari suatu kelas atau setelah melakukan sebuah keisengan, dan lalu para pelayan akan dengan panik mencarinya. Yap.


“Jangan khawatir, para pelayan biasanya akan menemukannya bahkan setelah dia melakukan hal-hal tersebut… cepat atau lambat… mereka seharusnya akan membawa dia kesini tidak lama lagi,” Sang raja cemberut sedikit.

Yah, tentunya dia telah membuat sang raja untuk merasa terganggu. Tapi juga, seorang anak kecil seharusnya bertingkah kekanakan, jadi itu sudah biasa… Sang raja dan ratu bisa saja memberi suatu hukuman keras, namun mereka sepertinya bukan tipe orang-orang yang akan melakukan hal seperti itu.

Sementara menunggu untuk pangeran kecil itu muncul, percakapan terus berlangsung. Aku akhirnya bisa menyimpulkan kalau pangeran adalah anak yang penurut sebelum adik perempuannya lahir.

Sang ratu dan raja telah menasehatinya berulang kali, dan setelah itu dia akan menjadi penurut lagi… namun itu tidak berlangsung lama, dan dia akan mulai untuk berbuat keisengan lagi. Kejadian ini terus terjadi berulang kali.

Jadi, sang raja berpikir mungkin akan lebih baik baginya untuk bermain dengan anak seumurannya, sehingga dia bisa mengurangi keinginannya untuk mencari perhatian orang dewasa. Mungkin akan bagus juga untuk baginya untuk membangun pertemanan.


Namun, masalah sebenarnya dimulai dari sini. Telah ada banyak percobaan untuk mengenalkannya ke anak-anak para pelayan atau pekerja, namun pangeran itu memperlihatkan kebosanannya kepada mereka. Misi untuk dia berteman telah gagal sejauh ini, dan pangeran itu tetap nakal seperti biasanya.

Itulah mengapa, aku dipanggil oleh sang raja sebagai usaha terakhirnya, atau begitulah sepemahamanku. Dan juga karena aku adalah anak perempuan dari sahabat yang mulia.

Jika ini tidak berhasil untuk menenangkan pangeran, maka sang raja akan mempertimbangkan untuk memberi pangeran sebuah hukuman yang lebih berat.

Yang dia bahkan benci untuk membayangkannya, melihat dari ekspresinya ketika dia mengatakannya.

Yang berarti aku sebuah beban besar telah dipercayakan kepada diriku…?

Tidak lama setelah itu, para pelayan tiba-tiba datang dengan wajah kelelahan.

“Maafkan hamba telah terlambat, yang mulia. Kita akhirnya telah sampai disini.” Pelayan yang terlihat paling senior menunduk sopan dan melangkah ke samping untuk melihatkan seorang anak kecil yang terlihat cemberut.

Wajahnya terlihat jelas sama dengan adik perempuannya—rambut merah tua dan mata hijaunya.

Si pangeran kecil itu melihat sekilas kepada kita sebelum dia memalingkan wajahnya lagi.

“Terimakasih atas kerja keras kalian. Kalian semua bubar, kalian pasti capek,” Sang raja menjawab.


“Terimakasih telah bersabar dengan anak kita,” Sang ratu menambahkan.


“T, tidak, bagaimanapun juga, ini adalah kewajiban kita!” Pelayan itu menjawab dengan panik, dan lalu dengan rekan-rekannya, mereka memohon diri keluar.

Sekarang, yang tersisa disini adalah keluarga raja, Papa, dan aku.


“Luca, bagaimana kalau duduk?” Sang ratu bertanya, memberi isyarat untuknya duduk di sebelahnya.

“Hmpfh,” bocah laki-laki itu dengan enggan mematuhi ibunya, namun aku bisa melihat kalau dia terlihat cukup senang.

“Lyra, biarkan saya memperkenalkanmu. Ini adalah anakku, Lucius Aideen seo Navarrete. Luca, ini adalah anak perempuan dari Duke Hartmann, namanya adalah Alrescha Lyra Hartmann. Karena kalian berdua seumuran, aku harap kalian berdua bisa menjadi teman baik,” Sang raja memperkenalkan kita.

Si pangeran—tuan muda Luscius hanya melirik kita sejenak sebelum melanjutkan dirinya untuk terlihat bosan.


Hmm, ini akan susah.


Setelah percakapan singkat, para orang dewasa sekarang ingin mendiskusikan beberapa masalah serius, jadi tuan muda Lucius dan aku disuruh untuk pergi. Aku bisa merasakan kalau tuan muda Lucius sedikit kecewa.

Sang ratu ingin memanggil pelayan namun tuan muda Lucius meminta untuk tidak melakukannya.

“Yah, ikuti aku,” Katanya sementara dia dengan cepat berjalan di depanku.

Tidak bahkan menungguku untuk mengikutinya.

Tidak bahkan melirikku untuk memastikan aku mengikuti dia.

Lakukanlah yang terbaik, diriku!!

Jangan memunculkan amarah keluarga raja, Lyra!!!


15 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

Chapter 18

Sihirku Mama membuka pintu yang menuju ke "Ruang Tes" Didalam, terdapat berbagai macam peralatan untuk mengecek sihir, dan juga beberapa provik, suatu alat pemrogaman yang digunakan untuk merekam dan

bottom of page