top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Chapter 18


Sihirku


Mama membuka pintu yang menuju ke "Ruang Tes"


Didalam, terdapat berbagai macam peralatan untuk mengecek sihir, dan juga beberapa provik, suatu alat pemrogaman yang digunakan untuk merekam dan menganalisis semua data. Dulu, aku biasa menggunakan provik untuk mencari dan membaca berbagai macam novel dan manga ketika aku masih Reinst, karena fungsi alat itu bukan hanya untuk pemrogaman data. Alat itu kecil dan berbentuk kubus persegi panjang yang mempunyai banyak tombol ketika kau membuka tutupnya. Tombol-tombol itu terdiri dari huruf alfabet, nomer, tombol power, dan simbol. Ketika tombol power tertekan, sebuah layar hologram akan keluar dari kotak itu, dan kamu bisa menyentuh layar tersebut untuk berinteraksi dengan mesin itu.


Novel-novel dan hal lainnya yang aku akses di Provik tersimpan ke dalam jaringan data. Jaringan itu muncul dari beberapa tower yang dibangun dengan tujuan untuk menyimpan data dan mentramisikan sinyal jaringan tersebut Aku tidak tahu detailnya, namun teknologi itu benar benar luar biasa!


Aku tahu kalau keluargaku yang sekarang tidak terlalu kaya, namun aku tahu kalau kedua orangtuaku masing-masing mempunyai sebuah provik. Kapan ya aku boleh memakainya?

Yah, masih ada buku fisik.... Mungkin suatu hari nanti aku bisa melanjutkan membaca serial favoritku.


Wah, sepertinya banyak yang harus aku kejar, mungkin setidaknya sudah 11 tahun sejak terakhir aku membacanya? Mungkin kebanyakan dari serial itu telah usai dalam 11 tahun ini.

Ada seorang pennyihir muda yang bekerja di depan sebuah provik. Sepertinya dia terlalu fokus dengan pekerjaanya sehingga dia tidak melihat pintu terbuka dan menyadari keberadaan kita. Dia pasti sangat mempercayai sistem keamanan sehingga dia bisa santai dan fokus pada pekerjaannya. Dia dengan cekatan mengetik pada proviknya dan layar tersebut menampilkan banyak data yang terlihat rumit.



“…Meredea?” Mama memutuskan untuk menyapa wanita pekerja keras itu, walaupun suaranya agak ragu untuk memanggilnya.


“!!” Mendengar suara Mama, wanita itu tersentak sedikit dari tempat duduknya.


“Ibu Ophelia!! Apakah anda sudah lama berdiri di sana?” Dia berdiri dan bertanya dengan maaf.


“Tidak, aku baru saja masuk dan aku mungkin akan menggangumu sebentar dengan apa yang akan aku lakukan, aku memutuskan untuk menyapamu sebelumnya.”


“M, maaf saya sama sekali tidak sadar!!” Meredea menuduk pada Mama.


“Tidak perlu minta maaf. Senang rasanya untuk mempunyai junior yang yang biandalkan, kamu terlalu fokus dengan data penelitian kan?


“Y, ya, saya sedang menganalisis hasil latihan anakmu beberapa hari ini… huh?”


Meredea sepertinya menyadari keberadaanku yang sedang bersembunyi di belakang jubah Mama. Aku dengan malu-malu menunjukkan wajahku kepadanya.


“Ara, ara, apakah itu Lyra?!” Meredea melepas kacamatanya dan mendekati kita.


“S, senang bertemu denganmu…”


“Wow, kamu sudah berumur 4 tahun ya?! Waktu memang berlalu begitu saja!!” dia lalu mengacak-acak rambut kepangku.


“Yah, anak kecil memang cepat tumbuh kan? Seperti baru kemarin saja dia masih bayi kecil…” Kata Mama sambil mengenang masa lalu.


Yah…. aku masih bisa mengingat masa-masa bayiku dengan jelas. Ah, masa-masa menyenangkan dan memalukan. Dan, ya! Waktu memang berlalu begitu saja!


“Jadi, dia akan melakukan tes hari ini?” Meredea memasang kembali kacamatanya, dan walaupun dia memakai kacamata, mata berkilauanya terlihat jelas.


“Ya, aku tahu kalau kamu akan tertarik dengan testnya, jadi aku tidak mencoba untuk melakukannya tanpa sepengetahuanmu..” Mama tertawa.


“Tentu saja aku tertarik!! Bukan hanya saja dia adalah anak perempuan ketua, namun dia juga adik perempuan dari pengguna [Void] selain [Sang Penyihir Agung] sejak banyak dekade lalu!! Aku mengharapkan hasil bagus!!” Katanya tanpa jeda, dan sekarang dia bernafas tersenggal-senggal karena dia kekurangan oxygen.


“Uhmmmmm…”


Aku tidak yakin harus menjawab bagaimana.


Tapi... Tolonglah, jangan terlalu berharap terlalu banyak akan diriku yang kecil ini!!

Aku masih bisa mengingat kehidupanku sebagai Reinst Carnatia Grabberton, putri dari keluarga kesatria. Sihir bahkan tidak ada di benakku saat itu.


Juga, aku tidak ingin terlalu berharap dan kecewa.


"Yah sejujurnya, mungkin akan menarik... Namun juga akan sangat merepotkan untuk mengurus dua anak [Void], hahaha! Namun, aku tidak bisa mengabaikan kemungkinannya. Meskipun demikian, apapun hasilnya aku akan tetap mengawasi latihan sihir mereka," kata Mama, yang seolah-olah menyakinkanku kalau tidak apa apa untuk tidak mempunyai hasil yang luar biasa seperti Kak Alt, yang kemungkinannya sangatlah kecil! Karena kemungkinan untuk mendapatkan afinitas [Void] adalah hampir 0. Afinitas itu disebut sebagai elemen mitos tidak tanpa alasan.


Walaupun aku takut untuk mempunyainya, karena Altaire dan aku adalah saudara kandung. Dan, biasanya orang yang bereinkarnasi mempunyai 'kekuatan curang' yang diberikan oleh Tuhan.


Aku tidak bisa menentukan mana yang lebih baik : untuk mempunyai afinitas yang sama dengan Altaire atau dengan diriku yang lama?


Keduanya sepertinya sama-sama merepotkan. Jadi, mengapa tidak keduanya? Masalah terselesaikan?


Namun jika aku harus memilih diantara keduanya, aku lebih memlih mempunyai afinitas yang sama dengan Altaire. Karena tidak ada dari keluargaku yang mempunyai afinitas lamaku.





"Oke, waktunya kerja"


Meredea merapikan jubahnya dan menyiapkan alat pengetes sihir.


Aku mengharapkan sebuah alat pengetes sihir paling muktahir yang akan mengeluarkan hasil yang sama seperti hasilnya Kak Alt, namun aku melihat kalau dia menyiapkan alat yang berbeda.


"Apakah itu alat yang berbeda dengan yang digunakan Kak Alt?" Aku memiringkan kepalaku dengan bingung.


"Yah, kalau yang kau maksud kertas yang kemarin kamu lihat, ya. Alat itu akan digunakan ketika kamu berumur 6 untuk menganalisa lebih lanjut sihirmu. Untuk anak empat tahun...saat ini, kita baru bisa untuk mengetes afinitas kuatmu saja. Ayo ke Meredea dan aku akan jelaskan lebih lanjut."


Hmm, oh iya. Aku lupa kalau aku masih berumur 4 tahun. Kekuatan sihirku masih baru mulai terbentuk saat ini, dan masih belum sempurna. Percuma mengetes sesuatu yang masih belum sempurna.


Kita berdua menghampiri Meredea sementara dia selesai dengan persiapannya.

Disana aku bisa melihat alat berbentuk bola kristal.


"Ini adalah alat pengetes sihir dasar. Taruh tanganmu di atas bola ini dan tunggu sampai lampu menjadi hijau dan bunyi 'beep' terbunyi. Tidak lama kemudian, bola tersebut akan bersinar sesuai dengan afinitas sihirmu. Didalam kasus orang yang memiliki afinitas banyak... Warna yang bersinar pertama kali adalah elemenmu dengan afinitas tertinggimu, warna kedua adalah afinitas tertinggi keduamu dan seterusnya..... Jika netral, maka bola akan tetap menyala, namun tidak mempunyai warna. Sementara untuk elemen lain..."

Mama lalu melanjutkan menjelaskan sihir dan asosiasi warnanya... sama dengan apa yang aku jelaskan sebelumnya.


Juga, kualitas dan kredibilitas dari alat itu sudah terjamin, karena alat itu adalah alat yang dimiliki oleh Biro Sihir Kerajaan.


"Bagaimana? Kau mengerti sejauh ini?" Tanya Mama setelah dia selesai menjelaskan.


"Oke, Mama!" Kataku dengan penuh percaya diri.


"Wah, seperti yang diharapkan dari anak perempuan Penyihir Langit!!" Kata Meredea dengan senang.


Uhm, sebenarnya... Karena aku adalah reinkarnator yang masih memiliki semua pengetahuan dan ingatan masa lalunya, namun... rasanya tidak apa-apa asal orangtuaku bangga denganku?


"Peralatannya sudah terpasang dan siap untuk digunakan, dan aku juga sudah siap untuk menyatat data di provikku!" Umum Meredea


"Oke, Lyra, kapanpun kau siap... letakkan saja tanganmu diatasnya." Mama mengabakanku untuk maju, jadi aku melakukannya.


Tepat di depanku, berada sebuah bola kristal yang indah.


Warna indikator sekarang menunjukkan warna kuning, menunggu untuk seseorang meletakkan tangan mereka di atasnya.


Aku menjadi sedikit gugup dan badanku bergetar sedikit.


Apakah ini karena rasa keingintahuaanku? Rasa senang?


Atau karena ketakutanku?


Aku tidak tahu dan pikiranku kacau. Bagaimanapun juga, aku masih mempunyai kesulitan dalam memahami emosiku sendiri.


Selain itu, baik itu karena ketakutan atau rasa ingin tahu, itu tidak penting.


Meredea dan Mama berkata untuk tidak terlalu buru-buru, jadi aku memanfaatkannya.


Aku pelan-pelan bernafas dan meregangkan tangan kananku ke depan.


Aku dengan reflek menutup mataku sementara aku menaruh tanganku keatas bola kristal.


Aku bisa merasakan sensasi dingin dari kristal saat itu, bersamaan dengan aliran manaku.



BEEP BEEP!



Aku membuka mataku dan bisa melihat bagaimana indikator warna berubah kuning ke hijau.


Aku menahan nafasku sambil menunggu bola untuk bersinar.


Siap atau tidak, ini dia!!


Dan pada saat itu juga, bola bersinar dengan kuat...






Dan...





Berwarna...





Hitam.








Tidak... Mungkin...


Aku bingung menatapi bola kristal itu sementara bola itu berganti warna.


Biru muda, abu-abu, putih, biru. Dan lalu kilauan itu secara bertahap menghilang, sementara indikator kembali ke kuning lagi.


Namun, warna-warna tersebut sudah tidak penting lagi. Toh, warna pertama tadi adalah hitam.


"Wow, luar biasa! Jadi, dari keafinitas elemen terlemah dari afinitas kuatmu adalah... Air, cahaya, kehidupan, es.... Dan afinitas terkuatmu adalah.... Diluar dugaan adalah, kegelapan!!" Kata Meredea dengan takjub.


“…”


Aku tidak bisa bergerak dari tempat itu.


"...Lyra?" Mama mungkin bisa merasakan kalau ada sesuatu yang salah, dia dengan lembut menyentuh bahuku.


"Hasilmu luar biasa. Kau mempunyai afinitas kuat dengan 5 tipe sihir, dan tiga merupakan sihir langka bagi manusia!" Kata Mama.


Tapi tetap saja...


Afinitas terkuatku... Adalah elemen kegelapan.


Sama dengan afinitas satu-satunya diriku yang lama.


"Tidak...," Aku bergumam tanpa berpikir apa pun.


"Eh?" Mama dan Meredea menyadari ada sesuatu yang salah.


"Tidak mungkin, bukan, bukan sihir hitam!!" Aku berlari ke pojok ruangan itu.


"Lyra?! Ada apa?!"


Aku tidak membalas Mama yang khawatir dan meringkuk seperti bola, kedua tanganku menutup telingaku, sementara aku mencoba menyangkal apa yang baru saja aku lihat











"Apa, ada seseorang dengan elemen [Kegelapan] disini?!"


"Ya, bahkan walaupun mananya terlalu lemah untuk mengunakannya, tidak merubah fakta bahwa dia mempunyai elemen [Kegelapan]!"


"Dia tidak mempunyai darah oni, kan?"


"Tunggu sebentar, dia itu kan calon ratu sempurna yang dirumorkan itu kan?! Jadi, itu hanya topeng untuk menyembunyikan dirinya yang sebenarnya jahat?"


"Dia tidak pernah menampakkan emosinya keluar, namun siapa juga yang tahu dengan apa yang sebenarnya dia pikirkan, kan?"


"Ya, ya, toh dia mempunyai afinitas dengan elemen [Kegelapan]!"







Orang-orang itu adalah makhluk yang sangatlah cepat untuk menghakimi orang lain, bahkan ketika mereka tidak tahu apa-apa


Di kehidupanku yang lama, kebanyakan orang akan berkata yang tidak-tidak di belakangku, dan kebanyakan dari isi percakapan itu mengenai afinitasku dengan sihir [kegelapan] dan persepsi jeleknya. Mereka mulai berkata kalau aku sebenarnya anak yang jahat, kejam dan seterusnya. Bahkan ketika aku menunjukkan nilai bagus dalam etika, moral, dan tata krama, dan mendapatkan nilai sempurna dalam pelajaran...


Yang seharusnya memberikan efek untuk menekan gosip tentangku dan sihir [Kegelapan]ku, malah memberikan efek yang sebaliknya.


Aku tidak pernah berbuat buruk selama hidupku, namun mereka tetap mengataiku karena mereka menghubungkan sihirku dengan kegelapan dan kejahatan di cerita-cerita dan kepercayaan yang ada. Bahkan ketika aku berbuat baik, mereka akan tetap mengataiku secara diam-diam, dan selalu tentang sihir gelapku.


Aku ingin tahu bagaimana pengalaman orang lain yang mempunyai afinitas [kegelapan]...? Apakah mereka juga berhadapan dengan prasangka orang? Aku tidak mengingat gosip tentang mereka, namun aku mengingat dengan jelas apa yang mereka gosipkan tentangku...


Sihir kegelapan berhubungan dekat dengan semua yang jahat dan keji sepanjang yang aku ingat. Aku tidak tahu siapa yang memulai hubungan itu dan bagaimana mereka mempunyai kesimpulan seperti itu... Namun kegelapan selalu menjadi antagonis


Bahkan dalam perang antara elf dan oni, kebanyakan akan berkata kalau bangsa onilah yang jahat dan mereka yang memulai perang itu.


Di dongeng dan cerita lainnya, si pahlawan akan menggunakan kekuatan cahaya dan menang melawan kejahatan


Elemen kegelapan itu jahat. Itu menunjukkan pikiran gelap si pengguna. Penggunaanya cenderung manipulatif dan penuh dengan tipu daya.


Beberapa prasangka kepada pengguna sihir kegelapan masih ada sampai sekarang...

Dan juga, keluargaku sekarang tidak mempunyai orang yang mempunyai keafinitasan dengan [Kegelapan]. Bahkan parahnya lagi, afinitas Mamaku adalah [Cahaya], sangatlah berlawanan denganku yang mempunyai [Kegelapan] sebagai afinitas terkuatku.... Yang tentunya aneh.


Orang lain tentu akan menilaiku karenanya.... Dan itu berarti BANYAK bagiku.


Aku mulai dari awalan yang buruk....


Aku berharap ini semua hanya mimpi...



18 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/ Keluarga Raja Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katak

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

bottom of page