“huff…Jeez.”
Seorang anak laki laki bernafas terenggap enggap sambil melihat mayat dari suatu monster yang telah dikalahkannya.
Terdapat tempat lahan parkir kosong tidak jauh dari tempat pusat belanja itu. Senja dengan lambat mulai mengampiri, saat itu adalah jangka waktu yang biasa disebut dengan "waktu bencana"
Hari itu juga, anak laki-laki itu menghancurkan musuhnya disini
Dia telah melindungi kota ini dari keanehan-keanehan yang akan membawa "kematian dan kehancuran" pada dunia ini.
----Saat aku sampai dengan tergesa-gesa, pertarungan tersebut telah usai.
Jadi aku tidak tahu bagaimana dia mengalahkan musuhnya. Mungkin dia melepaskan kumpulan energi dari tanganya, memanggil pedang legenda, atau menembakkan laser dari matanya... rasa keingintahuaanku tidak ada habisnya, namun aku tidak perlu tahu.
Alasannya karena ini bukanlah "wilayah" yang seharusnya aku langkahi.
Itu karena orang biasa yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali, tidak seharusnya nekat untuk ikut terlibat.
(Meskipun demikian... Sungguh suatu kebetulan yang luar biasa ketika monster tersebut tiba tiba berada di suatu lahan parkir dan kemudian mereka bertarung disana. Hanya tiga mobil yang terbalik dari kejadian ini.)
Ketika aku mengkhawatirkan hal tersebut, mayat aneh itu secara berkala mulai menghilang.
Ketika aku mengintip dari jalanan tadi, monster itu sebesar tiga atau empat meter. Namun sekarang badannya bahkan tidak sebesar butiran beras.
Aku penasaran mengapa monster-monster tersebut menghilang atau meledak pada momen terakhir mereka. Apakah untuk menghilangkan jejak mereka? Yah, dari pespektif manusia, itu sungguh membantu karena kita tidak perlu untuk mengurus mayat monster tersebut.
(Sekarang, waktunya melakukan pekerjaanku juga)
Setelah aku segera mengkonfirmasi kalau keanehan tersebut telah benar benar hilang, aku keluar dari balik bayangan tiang listrik dan lari menghampiri anak laki-laki itu.
Aku memanggil anak laki-laki itu dengan suara yang seolah-olah aku baru saja sampai.
"H, hei Ryuga! Jadi kamu disini!"
"Ah, Ichirou."
Ryuga, anak laki-laki itu, berpaling padaku dan langsung menunjukkan muka yang seolah-olah berkata "tidak bagus!"
Jangan khawatir, aku tidak tahu apa-apa. Aku sama sekali tidak melihatnya. Aku bahkan tidak berpikiran kalau ada hal yang aneh disini, sama sekali tidak terpikiran. Aku tidak akan membuka pintu tersebut.
Sekarang ketika sahabatku telah berkata sesuatu, aku akan berbicara terus menerus seolah-olah aku sedang panik.
"Tiba tiba monster itu menghilang, ayo kabur! Monster tersebut mungkin masih berada di sekitar sini!"
Walaupun aku mengatakannya pada orang yang telah mengalahkannya, aku tidak punya pilihan.
Itu karena aku seharusnya tidak boleh melihat sisi lain dari laki-laki itu. Itulah apa yang tetapkan sebagai peranku.
"Hati-hati Ryuga! Mobil itu terbalik seperti pancake! Ini pasti karena ulah monster itu! Disini bahaya!"
"Tidak apa apa, Ichirou. Sepertinya monster tersebut telah menghilang!."
Aku bertingkah panik dengan alasan untuk kabur, namun anak laki-laki itu hanya membersihkan bahunya dari debu.
Yah sejujurnya, aku memperhatikan keanehan itu dan menunggu sampai itu benar-benar menghilang.
"Menghilang? Apa maksudmu?
"Yah... Aku juga tidak begitu yakin, namun monster tersebut telah mati barusan. Sepertinya monster tersebut telah bertarung dengan seseorang dan entah bagaimana kalah."
Dan itu kamu yang telah mengalahkannya.
Mayat monster tersebut hancur, dan bahkan tidak bisa terlihat bentuk aslinya sejak kau mengalahkannya. Namun, aku yakin monster tersebutlah yang muncul di jalanan tadi.
"A, apakah kamu yakin?"
"Ya."
"Apa apaan, siapa yang bisa melawan monster itu...?
"Tidak tahu, namun sekarang sudah tidak apa apa."
Sambil berkata demikian, anak laki-laki itu tersenyum.
Anehnya, baju wanita cocok denganya, karena dia mempunyai perawakan ambigu. Dia mempunyai rambut lurus yang halus, kulit sehat yang sedikit terbakar matahari, kakinya yang panjang dengan proporsi yang baik. Dan juga, rambutnya yang diikat ke belakang.
Sebagai seorang siswa SMA kelas dua, dia terlihat agak kurus dan pendek, dan juga, blazernya terlihat agak kebesaran. Namun, dibalik bajunya, dia mempunyai beberapa lekukan otot seperti layaknya spesies kucing atau sebuah patung, dan dia bisa dibilang beruntung untuk mempunyainya. (TN : "he has some lean muscles like a feline animal or a sculpture, and is considered quite lucky to have them. " aku nggak bisa membayangkannya haha)
Yap. Tepat dengan dugaanku, orang ini bisa dibagaikan seperti bunga yang mekar - seseorang yang benar-benar protagonis sejati.
"Sekarang, ayo pulang, Ichirou."
"Um, tentu."
Aku dengan segera mengikuti anak laki-laki itu yang telah mulai berjalan. Biasanya, tidak ada orang yang akan merasa puas dengan penjelasan seperti tadi, namun aku tidak akan mengejarnya lebih jauh lagi.
Kejadian ini berakhir dengan perintahnya.
'episode' ini telah selesai.
- Anak laki-laki itu telah dipercaya untuk bertarung dengan keanehan tersebut secara rahasia dengan menggunakan "kekuatan supernatural".
Dia dengan berani bertarung melawan musuh yang muncul satu persatu, dan terus melindungi dunia ini sampai sekarang -
Aku sadar. Kalau ini adalah cerita seperti itu.
Anak laki-laki yang aku panggil Ryuga itu.... Adalah keberadaan yang seperti seorang protagonis.
Walaupin kita berdua sama-sama siswa SMA, dia jelas hidup di alam yang berbeda denganku. Dunia yang aku tempati ini jelas berputar dengan dia sebagai tumpunya. Ini bukan karena delusiku, namun memang sesuatu yang benar benar aku percayai.
Mengapa orang seperti itu hidup sebagai siswa SMA biasa? Tidak ada gunanya memikirkan hal itu. Tidak ada pilihan selain menerima kalau memang sudah seperti itu seharusnya.
- Omong-omong, dunia ini adalah "panggung" sebuah cerita dengan dia sebagai pemeran utamanya.
Cerita utama berjalan tanpa tempat bagiku untuk ikut campur. Dia adalah karakter utama di sebuah cerita yang akan mempunyai hal-hal seperti Jatuhnya meteor, Ragnarök, kiamat, pertempuran sengit melawan perwujudan dari kejahatan, dll.
Dan akan ada "karakter seperjuangan" yang akan bertarung bersamanya.
Dan juga akan ada "karakter heroine" yang menawan.
Tentu saja, seperti yang terlihat, juga ada "karakter musuh" yang harus dikalahkan.
Dan ada banyak peran lainnya, "karakter mob" salah satunya.
Semua yang ada di dunia ini ada demi keberlangsungan cerita, aku yakin kalau semua orang hanyalah salah satu dari karakter tersebut.
Walaupun itu berarti untuk tidak terlibat sama sekali dengan cerita utama seumur hidupku, aku rasa tidak masalah untuk menjadi bagian dari kelompok "orang-orang yang hidup tenang tanpa mengetahui apapun".
......Jadi, orang seperti apakah aku? Yah, biarkan aku memperkenalkan diri.
Namaku adalah Kobayashi Ichirou.
Keberadaanku adalah untuk menjadi "karakter teman" dari protagonist.
Posisiku, kalau memakai acuan anime dan light novel, aku berada di bagian "kehidupan sehari-hari".
Kakrakter kecil yang memainkan peran sebagai karakter komedik di antara selang cerita protagonis, untuk menyeimbangkan cerita dari hal serius yang terjadi.
Itulah peranku.
Setidaknya, aku mengakui keberadaanku seperti itu.
Comments