top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Prolog

Updated: Sep 3, 2018



Original : https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c0/


[Lembar Persetujuan Donor Sel]

Nama : Reinst Carnatia Grabberton

Umur : 13 tahun

Sel yang akan didonasikan : (semuanya)

"Dengan kontrak ini, aku membolehkan dipergunakannya sellku kepada yang membutuhkan jika sesuatu terjadi kepada saya".


Aku menatap lembar yang baru saja aku isi itu. Sepertinya tidak ada masalah. Sekarang, hanya tinggal mengajukannya saja.


"Eh, sungguh masih muda. Apakah kamu sedang bersama orangtuamu?"


Aku mendongak melihat bibi yang berbicara denganku. Dia memakai jas putih, kacamata, dan sedang memegang sekumpulan kertas di dadanya. Kemungkinan besar, seorang karyawan dari yayasan donor sel.


"Ya, mereka ada di apotek sana"


"Sungguh? Namun, kenapa mereka membiarkanmu mengisi formulir itu sendiri?


Aku melihat tepat pada mata bibi itu.


"Aku, papa, dan mama sudah berdiskusi. Mereka bilang bahwa ini keputusanku sendiri, dan haruslah aku yang melakukannya."


"Oh... Baiklah."


Dia memperbaiki kacamatanya dan kembali ke pekerjaanya.




 


Yah, itu bohong belaka ~☆


Tee~hee~ ( ◞・౪・)


Dia tidak akan pernah tahu, dan ini bukanlah sesuatu yang perlu diributkan!


Aku hanya berusaha menyembunyikan fakta bahwa aku ini aneh.


Eh? Apa yang aneh dariku, kau bilang?


Bukankah aneh orang semuda diriku memutuskan untuk menjadi pendonor sel tanpa dipengaruhi orang lain? Ya,tidak ada yang menyuruhku. Semua yang aku katakan pada bibi itu sebelumnya adalah bohong belaka.


Tidak ada orang seumuranku yang memikirkan hal ini- karena itu sama saja dengan memikirkan kematian.


Aku lebih memilih berbohong daripada di cap sebagai orang aneh. Aku muak di cap seperti itu.


”Tunggu sebentar.”


"!!" Suaranya membuatku berhenti berjalan.


Ayolah, ada apa lagi. Aku sudah 13 tahun, yang berarti aku sudah terhitung dewasa menurut definisi yang ditetapkan pemerintah, ya kan?


Riviera, tanah airku tercinta..... Haha, bercanda. Aku tidak punya perasaan apa apa terhadap tanah kelahiranku. Tetapi, aku merasa beruntung untuk lahir di negara yang mengakui kedewasaan dari umur 13 tahun. Di buku sejarah yang aku baca, syarat untuk seseorang terhitung dewasa di negara lain biasanya diberikan ketika seseorang berumur 18, 16, bahkan 21 tahun, tergantung dengan apa yang negara itu tetapkan.


Aku berbalik dan menatap bibi. Harus sopan kan? Pertahankan kontak mata, kontak mata~


"Ya, bi?"


"Punya waktu sebentar?"


"Uhm... tentu," aku mendekati bibi berwajah ramah itu dengan enggan.

Mudah mudahan bukan masalah....


"Bibi hanya ingin bilang betapa kagumnya bibi padamu dan orangtuamu. Mereka benar-benar orang tua hebat yang memiliki hati untuk mengajarkan betapa pentingnya untuk beramal dan berdonasi. Meskipun demikian, bibi berharap tidak ada bencana yang akan jatuh padamu ataupun orangtuamu sebelum waktunya," oceh bibi dengan wajah cerianya.


"Ee... Terima kasih, Bi!"


Dan dengan itu, aku lari keluar




 


......

Oke, aku benci percakapan tadi, percakapan yang didasari oleh kebohongan itu.


Orang tua hebat apanya? Pfft, jadi anak yang sebatang kara pun tak masalah. Toh, sepertinya juga tidak akan ada bedanya. Yah, aku hanya tinggal menunggu waktu kematianku saja, kira-kira kapan, ya?


Haha, aku hanya bercanda.


Tapi serius, aku ingin tahu, untuk seberapa lama lagi aku harus menjalani hidup yang tidak memuaskan ini.


Betapapun tidak puasnya diriku dengan kehidupanku, dengan formulir donor itu, aku pun ingin percaya bahwa keberadaanku di dunia ini pada akhirnya akan berguna kepada orang lain.


Baik itu memenuhi harapan Ibuku (yang sangatlah susah.... Berdasarkan pengalamanku sendiri) dan mematuhi dan melaksanakan semua yang diperintahkan kelurgaku, atau mungkin selku akan menyelamatkan orang lain. Bagaimanapun juga, aku ini cukup “unik”



Donasi sel


Di dunia sihir ini, bahkan penyakit yang menyebabkan matinya sel itu ada. Selain mengatur fungsi tubuh, sel juga berfunsi sebagai pemancar mana (kekuatan sihir). Yang berarti, sel mempunnyai kecocokan sendiri dengan sihir. Untuk menyembuhkan penyakt penyakit itu, maka dibutuhkanlah transplantasi sel. Orang yang tidak punya kecocokan dengan sihir di selnya hanya bisa menerima donor sel dari orang yang tidak punya kecocokan dengan sihir juga. Tidak peduli perbedaan usia pendonor dan penerima, sel bisa dipindah asal mempunyai kecocokan sihir yang sama. Hanya beberapa sel penting yang bisa di pindah, dan begitu dipindah, maka sel tersebut akan memacu sel sakit lainnya untuk kembali sehat.


.


Praktis kan, eh?


Oke, kembali ke "keunikanku".... Aku itu hmm... mempunyai kecocokan sihir -- atribut sihirku itu langka.


Tapi itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Kapasitas sihirku - manaku - tidak terlalu besar.


Selain itu, keluargaku berasal dari keturunan kesatria. Kita lebih membanggakan keahlian berpedang daripada sihir -- walaupun bisa sihir tentu adalah suatu keuntungan.


Jadi, mari berhitung!


Sihir lemah? Ya, aku punya!


Satu poin sudah.


Aku laki laki atau perenpuan? Aku perempuan!!


Keluargaku menilai lebih... Laki laki daripada perempuan, karena gelar kesatria berhubungan dengan laki laki. (Kenapa laki laki laki punya kekuatan lebih daripada perempuan? Huff)


Dengan itu, dua poin sudah!! Dua kekecewaan untuk diriku.


Jadi, keunikanku bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Bahkan, kecocokan sihir yang kupunyai terkenal dipandang sebagai elemen sihir yang jahat. Karena itu, orang sering mendeskriminasikan dan memandang rendah diriku. Dan, itupun satu satunya elemen sihir yang bisa aku gunakan, karena manaku yang rendah.


Jadi, pada dasarnya aku ini orang gagal ~ ★


Jika aku harus menilai tingkat kegagalanku, maka akan jadi seperti ini ★ ★ ★ ★ ☆


★ Menjadi wanita di keluarga yang dominan laki laki.


★ Nasib malang mempunyai atribut dan kapasitas sihir buruk


★ Mempunyai penampilan yang kurang menarik dan tidak dicintai oleh orang disekitarnya


★ Mempunyai pikiran yang hanya memikirkan kematian.


☆ (putih berarti bukan kegagalan) lahir sebagai bangsawan


Seperti yang sekarang, aku tidak punya nilai apa apa. Tetapi aku berencana untuk setidaknya mempunyai suatu nilai, sebelum aku mati. Dan itulah mengapa aku mengajukan formulir donor sel tersebut.


Aku menengok ke atas dan melihat langit masih terang.


Karena aku sudah melakukan liku liku proses untuk mendapatkan ijin keluar sendirian, aku tidak ingin membuangnya sia sia.


Haruskah aku jalan jalan tanpa arah keliling kota sampai malam?



[TOC] [NEXT]


79 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/ Keluarga Raja Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katak

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

bottom of page