top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Chapter 1

Updated: Sep 3, 2018

Original : convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c1/


Keluarga Grabberton


Beberapa tahun sebelumnya, di sebuah mansion mewah.


"Selamat nyonya, bayinya perempuan dan sehat selamat!" Kata bidan yang baru saja membantu melahirkan bayi nyonya besar mansion itu untuk pertama kalinya.


“……….eh?”


Suara ketidakpercayaan terdengar jelas.


Siapapun dia, orang itu jelas tidak percaya dengan apa yang didengarnya.


"Apakah kau yakin..... Aku melahirkan bayi perempuan?"


"Ya, dan sungguh cantik sekali!" Kata bidan itu dengan penuh antusias.


Mendengar itu, wanita keriting berambut coklat itu lemas dan merebahkan diri, badannya penuh dengan keringat.


Tidak.... Mustahil...


"Nyonya Dahlia, apakah bisa menggendong bayinya?


Ujar seorang pembantu wanita yang baru saja selesai membersihkan darah dari bayi yang baru lahir itu. Menggendong bayi tersebut di depan Dahlia - wanita yang baru saja melahirkan itu.


"Ah... Ya, tentu... Terimakasih," Dahlia menyampingkan apa yang sedang dipikirkannya dan segera menggendong bayi perempuannya. Dia akhirnya memandang wajah anak pertamanya...


Biasanya, seorang ibu memandang wajah anak pertamanya dengan penuh kasih. Namun, pandangan Dahlia.... Malah penuh dengan kekecewaan.


"Kenapa kamu bukan lelaki...?" Gumam Dahlia. Namun, bayi tersebut tidak mengerti apa yang digumamkan ibunya sembari menangis.



❉❉❉



"Selamat atas lahirnya bayi perempuanmu, Dahlia!"


Seorang nona muda dengan rambut pirang yang lurus itu memberikan selamat pada ibu baru diruanganya beberapa hari setelah ibu itu melahirkan. Nona itu terlihat seumuran dengan Dahlia. Mata hijau Dahlia terlihat serasi dengan mata abu abu nona itu. Dahlia lalu berbalik menjawab dengan tersenyum, walaupun senyum Dahlia hanyalah sekedar ramah tamah.


"Terima kasih, Kania" Dahlia menjawab


"Aku yakin putrimu akan tumbuh menjadi wanita yang cantik!" Ujar Kania sembari melirik bayi perempuan Dahlia.


"Terima kasih banyak, aku pun berharap demikian" balas Dahlia.


"Namanya... Reinst... Kan?" Tanya Kania


"Reinst Carnatia Grabberton," sebut Dahlia,

"Herbert menamainya sendiri ketika dia kembali pulang dari kewajibannya beberapa hari yang lalu."


"Ah, benar benar nama yang bagus, Herbert memang mempunyai selera yang bagus!" Puji Kania terhadap lelaki yang menamai anak perempuan Dahlia.


Siapapun yang mendengar percakapan mereka mungkin berfikir bahwa mereka adalah teman baik. Namun, nyatanya mereka tidak akan pernah menjadi teman. Mereka akan selalu menjadi saingan.



❉❉❉



Dahlia van Petersburg adalah anak bangsawan yang menikah dengan Herbert Secth Grabberton, seorang Duke yang memerintah kota Qwasigreynard di perbatasan barat negara Riviera. Keluarga Grabberton adalah keluarga kesatria yang telah secara turun temurun melindungi perbatasan negara sejak dahulu kala.


Dalam kasus dimana adanya dua anak laki laki yang lahir dari kepala keluarga saat itu, namun dengan istri yang berbeda, maka pewaris sah akan ditentukan dengan anak dari istri yang mempunyai strata lebih tinggi – seperti pepatah tua bilang “darah bangsawan adalah darah yang agung” dan, secara umum orang orang percaya bahwa bangsawan mempunyai kekuatan dan bakat lebih yang diberkati oleh tuhan.


Kania telah melahirkan seorang anak laki laki mendahului Dahlia. Ketika Dahlia pertama kali tahu dia hamil, dia percaya bahwa anak di rahimnya adalah laki-laki – pewaris sah keturunan Grabberton. Tetapi, anak itu ternyata perempuan. Dan, harapan Dahlia pun hancur.


Seorang perempuan di keluarga Grabberton mempunyai kegunaan sebagai aset untuk dinikahkan ke bangsawan lainnya untuk mempererat hubungan keluarga Grabberton. Ya, anak yang akan mewarisi sebagian besar peninggalan keluarga Grabberton adalah anak laki-laki. Tidak mungkin seorang anak perempuan bisa menang – kecuali anak itu adalah anak sulung satu satunya.


“Setidaknya...,”Gumam Dahlia “Anak ini akan menjadi calon istri bangsawan tinggi – bahkan mungkin seseorang yang berhubungan dengan raja, jika mungkin.... untukmu memasuki keluarga raja.... untukmu menjadi puteri mahkota.... Ya, aku akan mendidikmu menjadi wanita yang sempurna. Dan setelahnya.... Herbert akan mengakuiku, dan aku tidak akan di abaikan...” Dahlia sangat sengit. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia – yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Kania, akan kalah dalam melahirkan pewaris keluarga.

Dan akhirnya, Reinst dididik dengan keras oleh ibunya. Dia melalui pelajaran dan latihan etika yang setara dengan apa yang para putri mahkota jalani, dengan harapan dia akan dipilih untuk menjadi putri mahkota di masa depan. Dia juga mempelajari dan belajar banyak hal lainnya, seperti mempelajari dasar berpedang seperti layaknya anggota keluarga Grabberton.


Di bawah tekanan yang diberikannya, Reinst tidak pernah mengeluh. Dia berupaya untuk menjadi yang terbaik dan hasil dari latihannya pun sangat memuaskan. Sunguh prestasi yang luar biasa untuk orang seumurannya. Reinst melakukan semua yang dia bisa... agar ibunya memuji dia, agar ibunya tersenyum bangga padanya. Namun dia tidak pernah menerima sekata pujian apapun dari ibunya.


“Dia harus lebih baik dari ini! Dia harus sempurna!


Dan pada suatu saat, Reinst pun menyadari bahwa sebaik apapun dia belajar dan berlatih, dia tidak akan pernah mendapat pengakuan dari ibunya. Dia tidak pernah menerima senyuman dari ibunya, bahkan ketika gurunya membanggakan prestasi Reinst. Ayahnya lebih memberi perhatian pada kakak tirinya, karena kakak tirinya seharusnya adalah pewaris sah selanjutnya keluarga Grabberton. Dia dilantarkan. Tidak dalam makanan, atau kebutuhan lainnya. Keluarga Duke selalu menyediakan makanan terbaik dan kekayaan untuk anggota keluarganya. Tetapi dia kekurangan kasih sayang semasa dia berkembang.


Aku ingin tahu apakah aku bisa menjadi perempuan yang seorang bangsawan atau bahkan raja sendiri ingin anak laki lakinya untuk menikahiku – apakah ibu akhirnya akan tersenyum padaku? Apakah aku akan berguna untuk ibuku? Apakah aku bisa membalas budi waktu dia mengandung diriku di rahimnya? Apakah ibu dan ayah akan akhirnya memperhatikan ku? ....

Apakah hidupku ini mempunyai arti?

Itulah yang Reinst pikirkan dari waktu ke waktu.



❉❉❉



Sayangnya untuk Reinst.... dan untungnya bagi Dahlia, dia akhirnya melahirkan seorang anak laki laki ketika Reinst berumur 9 tahun. Sang pewaris sah – anak yang Dahlia inginkan sejak dahulu kala – akhirnya lahir.


“Selamat, ibu! Aku sangat senang, akhirnya aku mempunyai adik laki laki!” kata gadis mungil dengan mata amber dan rambut coklat pendek itu kepada Dahlia yang menggendong bayinya yang baru lahir. Bayi laki laki Dahlia – Adik laki laki Reinst, mempunyai warna mata dan rambut yang sama dengan Reinst.


“Terima kasih, Reinst,” balas Dahlia sementara dia memandang penuh kasih terhadap bayi laki lakinya.


Pada saat itu, Reinst tidak percaya apa yang dia lihat.


Ibunya – yang dia kenal dengan wajah keras dan tegas itu, tersenyum..... senyuman yang Reinst tidak pernah terima. Senyuman penuh kasih yang Reinst selalu inginkan dari ibunya. Namun, adik laki lakinya melampaui dirinya. Tanpa upaya apapun. Hanya karena.... dia adalah laki laki.


Adik laki lakinya merebut hal itu darinya. Rasa cinta yang Reinst tidak akan pernah rasakan. Rasa cinta yang sangat dia dambakan bertahun tahun, percaya bahwa suatu saat dia akan menerimanya, setidaknya dari ibunya. Tetapi tidak, dia sadar pada saat itu bahwa dia tidak akan pernah menerima rasa cinta tersebut.



... Aku tidak memilih untuk menjadi perempuan kan? Aaa, jadi begitu... Seberapapun aku mencoba, seberapapun upaya yang aku berikan, pada akhirnya ibu tidak akan pernah memberikan cintannya padaku... Lalu, apa alasan ku di sini? ibuku tidak pernah membutuhkanku... dia hanya membutuhkan adik laki lakiku. Aku mungkin akan berguna untuk keluargaku jika aku menikahi orang yang berpengaruh.... tapi aku tidak akan pernah menjadi sang pewaris yang ibu inginkan.


Dan akhirnya, tidak tahu kapan tepatnya, Reinst menjadi depresi.


Dia akan senang untuk mengakhiri hidupnya saat itu juga, tapi tidak, dia tidak bisa. Jia dia melakukannya, maka itu sama saja mengejek orang yang ingin hidup tapi tidak bisa. Dia percaya bahwa hidupnya, badannya, seharusnya diberikan pada orang yang benar benar ingin hidup, bukan dia.


Dan mungkin.... dia bisa berguna untuk “keluarga”nya. Walaupun dia pesimis mengenai hal itu.


Jadi, dia hidup tanpa tujuan. Mempercayai datangnya hari – dimana dia bisa setidaknya menyelamatkan orang lain dengan mendonasikan selnnya.


Walaupun dia tidak tahu kapan “waktu”nya akan tiba.


39 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/ Keluarga Raja Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katak

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

bottom of page