top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Chapter 12

Original : https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c12/


Latihan Dimulai


“Baiklah Lyra, sekarang adalah waktu latihanmu!”


Sekarang, ada papa, kak Alt, mama, dan aku di lantai dua ruang latiih- maksudku ruang keluarga ini. Yang baru saja berbicara itu adalah papaku, dengan senyuman lebar biasanya. Hari ini adalah hari 7, yang berarti kedua orangtuaku libur. Dan maka, latihanku dimulai setelah makan pagi.


“Jika kamu merasa pelajarannya terlalu susah atau ada sesuatu yang aneh, langsung saja bilang ya, Lyra” kata mama.


“Oke~!”… rasa antusiasku terlihat jelas.


“Baiklah, aku akan menjelaskan teori dasar untuk memulainya. Lyra tahu tentang mana dan afinitas sihir kan? Keafinitasan sihir seseorang bisa diketahui keteka mereka berumur 4, sementara kapasitas maksimum mana bisa diketahui ketika seseorang berumur 6. Jadi, karena Lyra masih berumur 3, keafinitasan sihir dan kapasitas manamu masih belum tentu. Walaupun demikian, manamu masih berkembang dan para Hartmann selalu diberkahi dengan kekuatan sihir. Jadi, sudah pasti bahwa Lyra mempunyai kekuatan sihir!. Apakah Lyra mengerti sejauh ini?” Mama menjelaskan.


“Err, Cassie…sekali lagi, bukankah ini terlalu rumit untuk anak berumur 3 tahun untuk paham?” Papa bertanya, “Ku kira kamu sudah memikirkan cara lain setelah dulu kau mencoba menjelaskannya ke Alt.”


Uh, aku bisa paham dengan baik, tapi itu mungkin karena aku mempunyai memori masa lalu yang utuh. Namun, bagaimana dengan Kak Alt dulunya?


Aku penasaran akan hal itu dan melirik kakakku. Mungkin karena dia sensitif dengan pandangan orang lain atau bagaimana, Kak Alt melihatku kembali dan lalu tersenyum… atau lebih tepatnya, aku selalu hampir melihat kakakku dengan ekpresinya yang sedang tersenyum atau berwajah ceria.


“Ah Lyra, tidak usah terlalu dipikirkan. Mungkin sekarang penjelasan mamamu akan terbang begitu saja melewati kepalamu, namun dengan waktu, kau pasti akan paham, hehe,” papa tertawa kecil.


“Oh, jadi seperti itu? Altair, kau dulu hanya tersenyum dan berkata ‘o~ke~’ jadi aku kira….,” mama memegang dagunya, tenggelam dalam pikiran. Papa menghela nafas, ekspresinya seperti berkata ‘Yah, bagaimana lagi, memang dia seperti itu.’


Jadi.... mama tidak tahu akan nalar umum?! Dan, dia tidak bisa membaca ekspresi kak Alt saat itu?


Namun, jika aku pikir lagi, memang susah untuk membaca ekpresi kak Altaire! Biasanya, dia akan selalu memasang ekspresi wajah yang sulit ditebak dengan senyuman khasnya. Dan aku bisa membayangkan ketika dia berkata kalau dia mengerti kepada mama, dan membuat papa terkejut.


Mungkin mama berpikir kita bisa mengerti konsep tersebut dengan baik karena beberapa buku cerita yang mereka bacakan untuk kita berisi hal-hal mengenai sihir. Dan, ketika nenek memperlihatkanku foto mama ketika dia masih kecil, dia mempunyai aura seorang “anak berbakat” dalam dirinya. Orang-orang berbakat dan genius biasanya mempunyai masalah untuk memahami bahwa orang lain munkin membutuhkan penjelasan yang lebih mudah untuk memahami suatu konsep.


Papa sangatlah beruntung memiliki mama. Dari keluargaku, papalah yang paling terlihat normal! Dia adalah tipe oyabaka (ayah yang suka memanjakan dan lemah pada anaknya). Aku penasaran apakah semua baik-baik saja dengan pekerjaanya sebagai gubernur daerah ini… Tidak ada yang mencoba untuk memanfaatkan papa kan? Atau banyak yang sudah melakukannya, dan kondisi kita sekarang inilah akibatnya?



- Tunggu, kenapa sangat sunyi?


“Eh, ah, aku paham!” aku membalas mereka dengan seketika aku sadar mereka melihatku dengan penuh harap.


“Lihat, dia mengerti,” kata mama membela dirinya.


“Uh yah….,” Papa tertegun


“Berarti… kita harus bersyukur bahwa anak kita sepertinya cerdas semua, hahaha,” dia berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya


“Baiklah, sekarang giliranku. Lyra, cobalah untuk menutup matamu dan kosongkan pikiran. Coba rasakan darah yang mengalir di dalam tubuhmu. Kau seharusnya akan merasakan semacam sensasi setelah berkonsentrasi seperti tadi,” Papa memberiku instruksi, lalu aku mencoba melakukannya.


Aku sudah paham bagaimana cara melakukan hal tersebut. Dulu, aku merasakan sedikit percikan kecil yang aneh di dalam tubuhku. Namun, saat itu manaku lemah. Aku ingin tahu apakah yang akan aku rasakan dengan tubuh baruku ini…


HUH?!


Aku membuka mataku dengan terkejut.


“Ada apa?” Mama bertanya.


“Uu... entah bagaimana aku merasakan suatu percikan hangat di seluruh tubuhku… Aku bisa merasakannya, seperti, mencakup seluruh tubuhku.”

Ini adalah sensasi yang berbeda dibandingkan saat itu


Jadi, apakah ini berarti kekuatan sihirku lebih baik daripadaku diriku yang lama?


“Wah, masih pemula tapi kau bisa melakukannya dengan baik, adikku memang hebat.“ kak Alt lalu mengacak rambutku dan tertawa.


“Kak Aaaalt, rambutkuuuuu!” aku teriak dengan protes.


Sekarang, rambutku seharusnya sepanjang pundakku. Lurus dengan sedikit gelombang di ujung. Ketika dia mengusap rambutku dengan kasar, rambutku menjadi kacau balau.


“Yah, Altaire, kamu juga hebat karena kamu juga bisa melakukannya dengan sekali coba,” Papa menambahkan.


“Ah, tapi itu, wajar untuk Alt,” kata mama.


Hmmm? Ada rahasia keluarga lain yang belum aku tahu?


“Oke, kalau begitu lanjut ke langkah berikutnya!” Papa menepuk tanganya,


“Yah, aku tidak bisa membantu untuk langkah berikutnya, jadi aku hanya akan mengamati dan menemani Lyra, untuk berjaga-jaga,” Kata mama sambil melangkah mundur dan kak Alt mengikutinya. Kak Alt lalu duduk di pangkuannya sementara mama menaruh kedua tangannya ke leher Kak Alt.


Pupuslah kesempatanku untuk menanyakan lebih lanjut mengenai Altaire.


Aku melewatkan kesempatanku untuk bertanya lebih lanjut tentang mengapa itu merupakan hal yang wajar bagi kak Alt.


“Selanjutnya, ayo mencoba teknik termudah terlebih dahulu, yaitu mengubah warna matamu! Pilih satu mata yang ingin kau ganti warnanya ke warna yang sama dengan matamu yang lain.


Aku mengerti. Akan sangat penting untuk seorang Hartmann menganti salah satu warna matanya di situasi dimana mereka perlu menyembunyikan asal usul mereka dengan segala cara. Jika begitu, aku memilih….


“Oke, aku sudah memilihnya. Selanjutnya bagaimana?” aku bertanya.


“Hmmm, selanjutnya… cobalah memfokuskan sensasi tadi ke mata itu, dan cobalah imajinasikan mata itu berubah warna di dalam pikiranmu,” Kata papa.


“Huee… berimajinasi…,” aku dengan reflek mengeluh.


Aku cenderung berpikiran realis, dan jika aku harus mengimajinasikan sesuatu maka yang keluar hanyalah sesuatu yang berhubungan dengan anime atau game.


“Santai saja Lyra. Tidak apa-apa untuk mencobanya beberapa kali,” ujar papa.


“Uhm, bolehkan aku tahu bagaimana kak Alt melakukannya dulu dan seberapa jauh dia bisa melakukannya sekarang?”


Pertanyaanku membuat suasanya menjadi sunyi.


Aku memiringkan kepalaku karena kebingungan. Apa aku suatu hal yang salah?


“Lyra.”


Wajah papa tiba tiba menjadi serius.


E, eh? Aku tidak pernah melihat papa terlihat sangat serius, sama sekali tidak cocok dengan sifatmu, papa! Papa seharusnya adalah karakter oyabaka!!


“a, apa?”


“Dengar,” papa menaruh tanganya ke pundakku, “kamu adalah kamu. Altaire adalah Altaire. Tidak perlu untuk membandingkan dirimu. Walaupun kalian adalah kakak adik, kalian berbeda dengan satu sama lain. Jadi, belajarlah dengan cara dan kecepatanmu sendiri. .


Mendengar nasihatnya, aku sadar apa makna dari pertanyaanku tadi.


Aku kira, aku hanyalah penasaran, namun…


Tanpa sadar, aku khawatir kalau aku tidak bisa melakukannya sebaik kakakku….



Betapa baiknya….


Papa, kamulah….. yang terbaik




“He… hehe,” mama tertawa kecil.


“Eh? Kau setuju denganku kan, Cass?


“Ahaha, tentu saja aku setuju, Cyan. Hanya saja…. Haha, bukankah kau berkata dari pengalamanmu sendiri? Bagaimana pun juga, kau benci dibandingkan dengan ayah dan kakakmu,” Mama menjawab.


“Ah, benar. Pengalaman sendiri memanglah yang terbaik. Aku benci ketika orang membandingkan aku dengan keluargaku. Itu menjadi suatu masalah dulu sebelum aku akhirnya menjadi Duke gubernur daerah timur,” papa menghela nafas


Oh, benar. Papalah yang membeberkan kejahatan ayahnya. Kakak tertuanya yang seharusnya adalah sang pewaris sah juga bersekongkol. Ini menarik. Aku suka mendengar cerita masa lalu papa. Tapi, sebagai anak berumur 3 tahun, aku mungkin seharusnya tidak menanyakan tentang hal itu. Aku akan menanyakannya ketika aku lebih tua. Situasi saat itu sepertinya rumit.


“Lyra, lihat apa aku bisa lakukan sekarang!” Kak Alt berdiri dan lalu memejamkan matanya.


Setelah beberapa saat, tubuhnya berubah…………berbulu?! Lalu, dia berubah menjadi seekor kucing dengan bulu biru tua.


“W… w… WOWWWWW!!!!!” Mataku bersinar.


JADI, KITA BISA MELAKUKANNYA UNTUK ITU JUGA?!


“Keren, keren, Kakak, kamu keren!” aku terus menerus memuji kakakku.

Dia lalu kembali menjadi kakak manusiaku.


“Teehee, aku bisa mempertahankan bentuk itu terus menerus selama 2 jam sekarang! Walaupun, aku masih perlu lebih banyak belajar lagi!” Dia menggaruk hidungnya sementara dia tersipu malu.


….Tunggu, berarti…. Papa bisa berbuat lebih banyak lagi?!


Aku dengan cepat berbalik ke Papa.


“Ah, haha, yah, jika hanya menjadi kucing sih, aku bisa menggunakannya terus menerus sampai 4 hari.”


…………… WAH, MOTIVASIKU SEMAKIN MENINGKAT UNTUK MEMPELAJARI TEKNIK INI!!!


“Owwwkay, aku akan berusaha semaksimal mungkin!!


Dalam sekejap, aku melupakan fakta bahwa aku… mari berhitung…. 13 tahun sebagai Reinst + 3 tahun sebagai Lyra = 16 tahun….. dalam mental.


Keluargaku tertawa pada sifat kekanak-kanakanku, yang memang sesuai dengan umurku.


Dan lalu, setelah gagal untuk kesekian kalinya….


“Oke, aku akan mulai!” aku cukup percaya diri kali ini. Kalau kali ini aku bisa mengubah warna mataku, dan mempertahankan transformasi tersebut untuk waktu yang cukup lama. Sekali aku bisa, tidak mungkin transformasiku bisa terlepas begitu saja. Dibandingkan dengan diriku dulu, aku bisa merasakan kekuatan sihirku meningkat.


Aku membuka mataku dan melihat diriku di cermin. Mata merah kiriku berubah menjadi biru sesuai dengan mata kananku.


Aku benar benar biru sekarang!!

Dengan percaya diri, aku membalikkan wajahku ke papa.


Oops, dia….. papa menjadi diam tertegun?! Tidak ada komentar?! Apakah ada yang salah?!


“A…” merasakan kekhawatiranku, dia mencoba untuk mengatakan sesuatu.


“wah, wah,” Mama juga tampak terkejut.


“Eh, apakah aku salah?” dengan khawatir aku bertanya.


“T… tidak. Maaf, Lyra. Hanya saja…. sekarang…. Kamu benar-benar mirip dengan Fi-… dengan ibuku…,” ujar papa.


…. OH YA!!! Ibunya papa kan mempunyai rambut dan mata biru, sama sepertiku… sekarang.


Papa lalu memegang keningnya. Matanya seperti sedang menyelami memori masa lalu.


Setelah beberapa saat, dia memelukku dengan erat.


“Lyra, terimakasih. Terima kasih sudah lahir,” kata papa, suaranya gemetar.


“!!”


Aku tidak mengira hal ini akan terjadi.


Sebenarnya sangatlah memalukan ketika seseorang mengatakan itu secara langsung kepadamu, namun…


Aku… bahagia.


“Astaga, Lyra!” mama menghampiriku, “apakah kamu merasa kesakitan?”


…eh? Tidak, ap-


Aaah.


Tanpa sadar, air mata jatuh dari mataku.


Saat aku menyadarinya, terlambat sudah.


Aku tidak bisa menahan tangisku lagi.


“H, hah?!” Papa berhenti memelukku dan lalu melihatku dengan khawatir, “L, Lyra, apakah aku terlalu keras memelukmu? M, maaf…”


“Tidak…. Bukan itu….ini…”


Uuuu, benar benar tidak menyakinkan sama sekali.


Ini tidak bagus, aku tidak bisa


Aku tidak bisa berhenti menangis.


“Mou… jika kamu menangis, maka papa tidak mungkin bisa menahannya juga,” kata papa, saat air matanya jatuh dari matanya juga.


Suasana menjadi canggung, dan walaupun penuh air mata, hatiku terasa hangat.


“Kalian berdua!!” mama lalu memeluk kita berdua, “benar-benar sudah, rumah ini sekarang mempunyai sepasang bayi besar?!”


Altair mengusap punggungku dan papa, sambil berulang kali berkata, “Sudah, sudah.”


Aku selalu ingin sekali mendengar kata-kata tersebut.


Tapi aku telah menyerah


Aku menyerah untuk hidup. Aku juga menolak untuk direinkarnasikan.


Tapi, sekarang ini….


Aku bersyukur aku berada di sini, sekarang.


Aku bersyukur ada orang yang benar-benar bahagia karena kelahiranku.


…. Jauh di lubuk hatiku, aku tahu bahwa aku adalah anak yang lahir dari cinta, bahwa semua bahagia aku berada disini. Namun, aku masih meragukannya berkali-kali. Aku tidak ingin bergantung pada perasaan, karena perasaan tidaklah berwujud. Aku tidak ingin merasakan patah hati ketika aku menyadari bahwa itu semua hanyalah harapanku saja.


Apa yang papa baru saja katakan, telah menghapus semua keraguanku.


Terima kasih, terima kasih….


Akan aneh jika aku mengutarakan itu, jadi aku terus menerus berterimakasih kepada keluargaku di dalam hatiku.


Walaupun masa laluku sebagai Reinst masih menghantuiku, untuk terus menerus memberiku ketakutan dan keraguan, setidaknya aku sudah bisa berdamai dengan reinkarnasi paksaku. Jika aku tahu akan seperti ini jadinya, aku akan menerima tawaran tuhan untuk bereinkarnasi.


Dan, jika ini semua hanyalah mimpi, aku tidak ingin bangun dari mimpi itu.

Jika kau disini,, tuhan, aku berharap bahwa semua ini nyata. Bahwa di masa depan, keluargaku tidak akan mengubah perasaan mereka mengenai kelahiranku.


Hanya itu yang aku minta.



 

Art by IsaginoHime

9 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/ Keluarga Raja Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katak

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

bottom of page