top of page
Rilisan Terbaru: Blog2
  • Writer's pictureKidriz1412

Chapter 3

Updated: Sep 3, 2018

Original : https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c3/


Reinkarnasi atau Menghilang



“Benar benar makhluk yang menyedihkan...”


Seketika aku mendengar suara itu, aku membuka mataku.


Ara? Bukannya aku sudah mati? Aku yakin tengkorakku retak.... atau semacamnya.


Disini sangat gelap... kecuali kumpulan cahaya putih di depanku.


Eh? Suara itu.... cahaya ini?


“Siapa dan makhluk apa kamu? Apakah engkau tuhan?”


“.... Semacam itu.” Dia menjawab dengan samar.


Whoa, mencurigakan sekali, apakah ini semacam metode penipuan baru?


“Tidak gadis kecil, ini bukan semacam metode penipuan baru!”


“!!” EH?! Dia bisa membaca pikiranku?! Jadi dia Beneran tuhan! Kalau begitu – “Jangan khawatir, aku tidak akan mengeluh mengenai kehidupanku. Aku berterima kasih karena telah mengabulkan keinginanku untuk mengakhiri hidupku. Jadi, bisakah engkau membiarkanku tidur dengan tenang sekarang? Atau buatlah aku hilang sudah. Apapun yang kau suka, aku tidak keberatan.”


Dalam pikiranku, tiba tiba muncul efek suara seperti game game yang aku mainkan.


☆ Event spesial [Bertemu dengan Tuhan] telah terpicu!


☆ Achievement terperoleh [Kematian yang sudah lama ditunggu]!


Woo~ sepertinya aku terlalu banyak bermain game.... ngeri... ngeri.


“Apa? Tidak mungkin aku bisa melakukannya! Engkau sudah melalui kehidupan seperti itu dan bahkan memberi nyawamu untuk menyelamatkan orang lain. Di samping itu, apa yang membunuhmu itu hasil dari kesalahan salah hitung eksperimen ku dengan meteor.... Bagaimana mungkin aku tidak memberi semacam kompensasi untuk itu?”


Uhm.... jadi.... kamu sangat bosan sehingga bermain-main dengan SEBUAH METEOR?! Benar benar permainan tingkat lanjut..... Atau lebih sesuai, tingkat dewa! Tunggu sebentar, jadi yang membunuhku adalah sebuah meteor? Itu.... keren. Hore untuk kematian anti mainstream!.


Aku segera kembali dari keterkejutanku. Tidak sopan kan membuat tuhan menunggu.


“Kompensasi?”


“Ya, jadi aku akan membuatmu bereinkarnasi. Jika tidak, maka kamu akan menghilang, *poof*!. Reinkarnasi atau menghilang! Jawabannya jelas kan? Mintalah apa saja yang kau mau dariku. Aku tidak bisa memberimu kekuatan curang seperti membuatmu terlalu kuat dan sebagainya. Non non! Itu curang! Sudah cukup aku mereinkarnasikan orang orang dengan kecurangan itu! Namun, aku akan mengabulkanmu satu kekuatan yang kau mau! Bagaimana?



.....



Tuhan ini bercanda ya?

Tidak lucu.... sama sekali!!!!


Yah, aku setidaknya pernah membaca cerita dimana karakter utama berreinkarnasi dengan semacam kekuatan curang dan bisa hidup sepenuhnya dan bahagia..... atau menjadi salah satu legenda.


Dalam hal ini, aku seharusnya meminta suatu kekuatan agar hidupku nyaman, kan?


Bagaimanapun juga, orang di situasi ini seharusnya menyampaikan keinginanya untuk dibawa di kehidupan mereka selanjutnya, dengan harapan mereka bisa hidup lebih bahagia.





Tapi tidak, terimakasih.


Aku bukan karakter seperti karakter utama di cerita cerita itu.

Aku sama sekali tidak pernah melihat diriku seperti karakter utama suatu cerita.


Orang sepertiku lebih cocok menjadi karakter sampingan yang mudah dilupakan. Lagipula, aku tidak mempunyai satupun ciri yang menarik. Dan aku pun bukan orang yang populer juga.


Itulah mengapa, jawabanku sudah jelas.


“Tidak, terimakasih. Itu lebih mirip semacam hukuman daripada kompensasi. Jadi, bisakah aku beristirahat dengan tenang sekarang,” aku menghela nafas, dan merebahkan diriku ke ketiadaan.


Fumu, Jadi aku bisa tidur di sini eh? Tak kusangka, enak juga kehidupan akhirat ini.


“Eh?”


Aku mendengar suara terkejut.


Uh, pantas. Jika kau berencana untuk menjadikan seseorang untuk menjadi karakter utama di cerita cerita reinkarnasi itu, jelaslah bukan aku, tidak mau. Tuhan, kau seharusnya paham itu lebih baik daripada orang lain kan?


“Apakah kamu.... punya keinginan lain?”


Aku tidak bisa melihat tampang ekspresi dari kumpulan cahaya itu, tapi aku merasakan bahwa tuhan merasa sedikit murung. Atau itu hanya perasaanku saja?


Hmm, jika ini adalah momen terakhirku, aku bisa setidaknya menanyakan sesuatu kan?


Toh, aku tidak bisa membuang fakta bahwa aku penasaran akan suatu hal....


“Tentang selku.... bagaimana nasibnya? Apakah ada orang yang bersyukur mendapatkan selku? Apakah aku menyelematkan seseorang? Apakah keberadaanku mempunyai arti?” aku bertanya.


“Ho ho... jadi begitu, kau tentu ingin tahu eh?” Aku melihat gumpalan cahaya itu bergerak- tidak, berkerlap kerlip sambil tertawa.


“Ya, kau bilang akan mengabulkan satu permintaanku.”


“Ya tentu. Bukankah lebih baik jika kau mengetahuinya sendiri?”


“Eh?”


Bagaimana caranya dia bisa melakukan hal yang mustahil itu?


Apakah cahaya itu akan menunjukkan nasib sel donasiku? Wow, cahaya ini memang benar benar tuhan!


Coba ku terka : apakah dia akan menunjukkanya seperti layaknya film di bioskop?


Viva Tuhan!



“Yosh, sudah diputuskan! Ahoy, kereta reinkarnasi akan segera berangkat!”


.... tunggu, apa?


Em... Permisi, Tuhan... halo? Bumi ke Tuhan?


“Pergi dan nikmatilah kehidupanmu!” ujar tuhan, sementara aku tercenggang oleh perkembangan tiba tiba ini.



EHHHHHHH?! TIDAK, BUKAN INI YANG AKU MAU!

SIAPA. YANG. BILANG. AKU. INGIN. REINKARNASI?!

Seseorang, tolong pukul Tuhan ini dengan kipas kertas!


Aku ingin teriak keberatanku dengan suara keras – dan aku ingin mengacungkan tanganku ke cahaya itu – hanya karena.... aku ingin berpose salah satu karakter favoritku di suatu video gim. (1)


Namun tampaknya, aku tidak punya kesempatan untuk melakukan itu.

Kegelapan segera memakanku sementara aku terasa ditarik oleh suatu kekuatan tak dikenal ke suatu sumber cahaya – dunia kehidupan mungkin?



“KAU PASTI BERCANDA TUHANNNN!!!!”


-Adalah kalimat terakhir yang aku berhasil keluarkan dengan seluruh tenagaku.



........



“Wew, benar benar gadis aneh. Seharusnya tidak seperti ini berdasarkan novel yang aku baca. Jika orang diberi kesempatan untuk berreinkarnasi atau tetep mati, semua pasti memilih untuk reinkarnasi... dan orang orang sebelumnya pun selalu mengikuti skenario ini.... gadis itu menang benar benar aneh... maa, aku rasa aku harus memberi gadis itu semacam kekuatan, hei gadis, kau harus berterima kasih padaku kelak!”



 

(1) Phoenix Wright reference? OBJECTION!!!!



15 views0 comments

Recent Posts

See All

Chapter 20.5

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20-5/ Bagian Orang Dewasa Ketika Lyra sedang pergi ke Capicastle dengan Cyan, Cassie sedang menikmati hari liburnya... D

Chapter 20

Original: http://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c20/ Keluarga Raja Beberapa hari berikutnya terisi dengan ibu mengenalkanku akan studiku. Sesuai dengan apa yang dia katak

Chapter 19

Original: https://www.convallariaslibrary.com/but-god-forced-me-to-reincarnate/c19/ Penolakan Aku samar-samar mengingat apa yang terjadi setelah keterpurukanku sebelumnya. Pikiranku telah terpenuhi de

bottom of page